Sabtu, 16 November 2024

REL GONGSOL ATAU REL PAKSA PADA JALAN REL (Penerapan dan Manfaat dalam Infrastruktur Perkeretaapian)



Pada umumnya, jalur kereta api di Indonesia terdiri dari sepasang rel sejajar yang menjadi landasan utama perjalanan kereta. Namun, dalam situasi tertentu, terutama di area lengkung horizontal atau tikungan dengan radius kecil, terdapat konstruksi tambahan berupa rel ketiga yang dikenal sebagai rel gongsol atau rel paksa. Rel ini dirancang khusus untuk meningkatkan keselamatan operasional kereta api saat melintasi tikungan tajam, biasanya dengan radius kurang dari 250 meter. Keberadaan rel gongsol tidak hanya berfungsi sebagai elemen pengaman tambahan tetapi juga membantu menjaga stabilitas roda kereta agar tetap pada lintasan yang benar, terutama di bawah tekanan gaya sentrifugal. Pemasangan rel gongsol diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Perkeretaapian, yang menjadi panduan utama dalam penerapan standar keselamatan di jalur kereta api.

 

Fungsi Rel Paksa 

  1. Mengurangi Gaya Lateral

Ketika kereta melintas di lengkung, gaya sentrifugal membuat roda cenderung terdorong ke sisi luar rel. Rel gongsol membantu mengarahkan roda tetap pada posisinya dengan mengurangi tekanan pada rel luar.

  1. Menghindari Anjlok

Rel gongsol memandu roda bagian dalam (flens roda) agar tetap sejajar dengan rel utama. Ini penting saat kecepatan tinggi atau ketika ada beban berat yang dapat mengganggu stabilitas kereta.

  1. Melindungi Rel Utama

Dengan adanya rel gongsol, gaya lateral yang kuat tidak langsung menekan rel utama. Hal ini membantu mengurangi keausan atau kerusakan pada rel utama di area lengkung.

  1. Keamanan Tambahan di Tikungan Ekstrem

Pada tikungan tajam, rel paksa digunakan untuk memberikan perlindungan tambahan, terutama jika ada angin kencang atau beban asimetris.

 

Karakteristik dan Pemasangan

  1. Lokasi Pemasangan

Rel gongsol dipasang pada sisi dalam rel utama di tikungan atau lengkung tajam dengan radius kurang dari 250 meter,

  1. Jarak dan Dimensi

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 Tentang Standar Keselamatan Perkeretaapian rel gongsol dipasang secara tetap dengan jarak 65 mm terhadap rel utama ditambah besarnya pelebaran jalan rel dan sepanjang 1,5 m dari kedua ujungnya melebar secara bertahap sampai dengan 180 mm pada bagian terujung.

  1. Material

Rel gongsol biasanya terbuat dari rel R.25/R.33 bekas yang dipasang pada bantalan khusus dengan tambahan braket sebagai penahan. Pemasangannya diperkuat dengan menggunakan baut.



  

Pemeliharaan

Pemeliharaan rel gongsol atau rel paksa adalah langkah penting untuk memastikan fungsinya tetap optimal, terutama dalam menjaga keselamatan operasi kereta api di tikungan tajam. Beberapa metode pemeliharaan yang umum diterapkan antara lain:

  1. Inspeksi Rutin

Rel gongsol diperiksa secara berkala untuk mendeteksi adanya keausan, retakan, atau deformasi yang dapat memengaruhi kinerjanya. Inspeksi ini biasanya mencakup kondisi rel, braket, dan sistem pengikatnya.

  1. Pengencangan Baut dan Perangkat Pengikat

Baut dan komponen pengikat yang mengamankan rel gongsol ke bantalan rel diperiksa untuk memastikan kekencangan dan kestabilannya. Longgarnya baut dapat menyebabkan perpindahan rel gongsol, yang mengurangi efektivitasnya.

  1. Penggantian Komponen yang Aus

Jika ditemukan komponen yang mengalami kerusakan atau aus, seperti rel itu sendiri, braket, atau pengikat, maka penggantian segera dilakukan untuk mencegah risiko kegagalan fungsi.

  1. Pembersihan Area Rel

Debu, kerikil, atau material lain yang mungkin menumpuk di sekitar rel gongsol dibersihkan secara berkala untuk menghindari gangguan pada roda kereta.


Rel gongsol, atau rel paksa, memberikan beberapa manfaat penting dibandingkan jalur rel standar di area tikungan tajam. Salah satu manfaat utamanya adalah peningkatan umur pakai rel utama. Dengan adanya rel gongsol, tekanan gaya lateral yang signifikan tidak langsung diterima oleh rel utama, melainkan diserap oleh rel tambahan ini. Hal ini membantu mengurangi keausan pada rel utama, terutama di tikungan dengan radius kecil, di mana gaya sentrifugal sangat tinggi.

Selain itu, penggunaan rel gongsol secara signifikan menurunkan risiko insiden anjlok (derailment). Rel gongsol menjaga stabilitas roda kereta dengan membatasi pergerakan lateral roda, sehingga kereta tetap berada pada jalur meskipun melaju dengan kecepatan tinggi di area tikungan. Hal ini memberikan keamanan tambahan bagi operasional kereta, terutama di wilayah yang memiliki banyak tikungan tajam atau berada di medan pegunungan.

 

 


REL GONGSOL ATAU REL PAKSA PADA JALAN REL (Penerapan dan Manfaat dalam Infrastruktur Perkeretaapian)

Pada umumnya, jalur kereta api di Indonesia terdiri dari sepasang rel sejajar yang menjadi landasan utama perjalanan kereta. Namun, dalam si...