Pada umumnya, jalur kereta api di
Indonesia terdiri dari sepasang rel sejajar yang menjadi landasan utama
perjalanan kereta. Namun, dalam situasi tertentu, terutama di area lengkung
horizontal atau tikungan dengan radius kecil, terdapat konstruksi tambahan
berupa rel ketiga yang dikenal sebagai rel gongsol atau rel paksa.
Rel ini dirancang khusus untuk meningkatkan keselamatan operasional kereta api
saat melintasi tikungan tajam, biasanya dengan radius kurang dari 250 meter.
Keberadaan rel gongsol tidak hanya berfungsi sebagai elemen pengaman tambahan
tetapi juga membantu menjaga stabilitas roda kereta agar tetap pada lintasan
yang benar, terutama di bawah tekanan gaya sentrifugal. Pemasangan rel gongsol
diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang
Standar Keselamatan Perkeretaapian, yang menjadi panduan utama dalam
penerapan standar keselamatan di jalur kereta api.
Fungsi Rel Paksa
- Mengurangi Gaya Lateral
Ketika kereta
melintas di lengkung, gaya sentrifugal membuat roda cenderung terdorong ke sisi
luar rel. Rel gongsol membantu mengarahkan roda tetap pada posisinya dengan
mengurangi tekanan pada rel luar.
- Menghindari Anjlok
Rel gongsol
memandu roda bagian dalam (flens roda) agar tetap sejajar dengan rel utama. Ini
penting saat kecepatan tinggi atau ketika ada beban berat yang dapat mengganggu
stabilitas kereta.
- Melindungi Rel Utama
Dengan adanya
rel gongsol, gaya lateral yang kuat tidak langsung menekan rel utama. Hal ini
membantu mengurangi keausan atau kerusakan pada rel utama di area lengkung.
- Keamanan Tambahan di Tikungan Ekstrem
Pada tikungan
tajam, rel paksa digunakan untuk memberikan perlindungan tambahan, terutama
jika ada angin kencang atau beban asimetris.
Karakteristik dan Pemasangan
- Lokasi Pemasangan
Rel gongsol
dipasang pada sisi dalam rel utama di tikungan atau lengkung tajam dengan
radius kurang dari 250 meter,
- Jarak dan Dimensi
Berdasarkan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 Tentang Standar Keselamatan
Perkeretaapian rel gongsol dipasang secara tetap dengan jarak 65 mm terhadap
rel utama ditambah besarnya pelebaran jalan rel dan sepanjang 1,5 m dari kedua
ujungnya melebar secara bertahap sampai dengan 180 mm pada bagian terujung.
- Material
Rel gongsol
biasanya terbuat dari rel R.25/R.33 bekas yang dipasang pada bantalan
khusus dengan tambahan braket sebagai penahan. Pemasangannya diperkuat dengan menggunakan
baut.
Pemeliharaan
Pemeliharaan rel gongsol atau rel
paksa adalah langkah penting untuk memastikan fungsinya tetap optimal, terutama
dalam menjaga keselamatan operasi kereta api di tikungan tajam. Beberapa metode
pemeliharaan yang umum diterapkan antara lain:
- Inspeksi Rutin
Rel gongsol
diperiksa secara berkala untuk mendeteksi adanya keausan, retakan, atau
deformasi yang dapat memengaruhi kinerjanya. Inspeksi ini biasanya mencakup
kondisi rel, braket, dan sistem pengikatnya.
- Pengencangan Baut dan Perangkat Pengikat
Baut dan
komponen pengikat yang mengamankan rel gongsol ke bantalan rel diperiksa untuk
memastikan kekencangan dan kestabilannya. Longgarnya baut dapat menyebabkan
perpindahan rel gongsol, yang mengurangi efektivitasnya.
- Penggantian Komponen yang Aus
Jika ditemukan
komponen yang mengalami kerusakan atau aus, seperti rel itu sendiri, braket,
atau pengikat, maka penggantian segera dilakukan untuk mencegah risiko
kegagalan fungsi.
- Pembersihan Area Rel
Debu, kerikil, atau material lain yang mungkin menumpuk di sekitar rel gongsol dibersihkan secara berkala untuk menghindari gangguan pada roda kereta.
Rel gongsol, atau rel paksa,
memberikan beberapa manfaat penting dibandingkan jalur rel standar di area
tikungan tajam. Salah satu manfaat utamanya adalah peningkatan umur pakai rel
utama. Dengan adanya rel gongsol, tekanan gaya lateral yang signifikan tidak
langsung diterima oleh rel utama, melainkan diserap oleh rel tambahan ini. Hal
ini membantu mengurangi keausan pada rel utama, terutama di tikungan dengan
radius kecil, di mana gaya sentrifugal sangat tinggi.
Selain itu, penggunaan rel
gongsol secara signifikan menurunkan risiko insiden anjlok (derailment). Rel
gongsol menjaga stabilitas roda kereta dengan membatasi pergerakan lateral
roda, sehingga kereta tetap berada pada jalur meskipun melaju dengan kecepatan
tinggi di area tikungan. Hal ini memberikan keamanan tambahan bagi operasional
kereta, terutama di wilayah yang memiliki banyak tikungan tajam atau berada di
medan pegunungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar